Karena itu, yang menjadi rumusan masalah dalam tesis adalah (1) Bagaimana bentuk Sirah Nabawiyah di Indonesia? (2) Bagaimana persamaan dan perbedaan historiografi buku Riwajat Kangdjeng Nabi Moehammad saw karya R.A.A.Wiranata Koesoema V, Toleransi Nabi Muhammad dan Para Sahabatnya karya Abu Bakar Aceh, dan Sirah Nabawiyah: Nabi Muhammad saw dalam Kajian Ilmu Sosial Humaniora karya Ajid Thohir? (3) Apa faktor yang membuat ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda dalam historiografi?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan; faktor dan karakteristik dari ketiga Sirah Nabawiyah. Dari
penelitian ini diharapkan akan menambah khazanah historiografi Islam Indonesia,
terutama dalam bidang Sirah Nabawiyah, dan dimanfaatkan pada kajian
akademik.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hermeneutika sejarah dari Wilhelm Dilthey yang memfokuskan pada tiga: penulis,
konteks, dan teks. Tesis ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan
tahapan: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Dari kajian ditemukan bahwa pengenalan Sirah Nabawiyah di
Indonesia sudah dikenal dalam bentuk pembacaan kitab Maulid Al-Barzanji,
Maulid Ad-Diba’i, Nadham Tauhid, Shalawat, Syi’rul Hisan, dan selanjutnya
muncul dalam bentuk buku-buku (sejarah) berupa terjemahan dan karya penulis
Indonesia.
Dari tiga buku Sirah Nabawiyah
yang diteliti ditemukan kesamaan antara lain: menyajikan peristiwa-peristiwa
besar seperti bi’tsah, perang, perjanjian hudaibiyah, dan teladan
personal Rasulullah saw; menyusun sejarah didasarkan landasan teologis.
Sedangkan perbedaannya (1) Bentuk
rekonstruksi: R.A.A Wiranata Koesoema V bersifat komprehensif dan kronologis;
Abu Bakar Aceh dan Ajid Thohir bersifat tematis dan non kronologis. (2) Materi
Sirah Nabawiyah: R.A.A Wiranata Koesoema V memuat 95 peristiwa, Abu Bakar Aceh
memuat 23 peristiwa, dan Ajid Thohir memuat 28 peristiwa. (3) Gaya bahasa
penulisan karya R.A.A Wiranata Koesoema V kategori naratif (riwayah); Abu
Bakar Aceh kategori reflektif; dan Ajid Thohir kategori sejarah ilmiah
(dirayah). (4) Sumber yang digunakan R.A.A
Wiranata Koesoema V berjumlah 3 buku dan 1 terjemah al-Quran; Abu Bakar Aceh
menggunakan 15 buku; dan Ajid Thohir menggunakan 176 pustaka. (5) Kritik sejarah untuk ketiganya ditemukan kesalahan penulisan tahun, nama, materi sejarah
tanpa rujukan, jumping ideas, peristiwa yang tidak masuk dalam kronologi
Sirah Nabawiyah, dan peristiwa yang didasarkan pada common sense.
Bisa disimpulkan bahwa tiga
Sirah Nabawiyah tersebut memiliki karakter yang berbeda dalam historiografi
Islam dan bentuknya dari masa ke masa mengalami perkembangan: mulai dari
syair-syiar, riwayah, dirayah, dan tematis. Hal itu membuktikan dalam khazanah
historiografi Islam bersifat dinamis dan ada upaya-upaya untuk melakukan
penyempurnaan atas setiap karya sejarah. ***
Nama :
Ahmad Sahidin
Judul : Sirah Nabawiyah di Indonesia
Prodi : Sejarah dan Kebudayaan Islam (S2)
Pascasarjana UIN SGD Bandung
Angkatan : 2014
Lulus tahun : 2016
Lulus tahun : 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar