Kehidupan Kaum Terdahulu Dalam Al-Quran


Salah satu topik dalam bidang ‘Ulum al-Qur`an adalah Qashash al-Qur`an (Kisah-kisah dalam al-Qur`an). Topik ini dikaji dengan dasar pemikiran bahwa salah satu isi kandungan al-Qur`an yang cukup menonjol serta memiliki fungsi praktis dalam dunia tarbiyah dan dakwah adalah kisah-kisah. Al-Qur`an menuturkan kisah sejumlah nabi dan rasul yang diutus ke kaum mereka masing-masing. Kepada kaumnya para nabi dan rasul mengajak untuk menyembah hanya kepada Allah dan menjauhi berhalaisme, tuhan-tuhan palsu bikinan khayalan mereka sendiri.[i]

Kisah dalam Al-Qur’an menurut Shalah al Khalidy diturunkan Allah agar manusia mengetahui dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut.[ii]

Tokoh Protagonis Dalam Al-Quran


Penjelasan sejarah atau eksplanasi sejarah, menurut Helius Sjamsuddin merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mengembangkan, menganalisis, dan menjelaskan hubungan diantara pernyataan-pernyataan mengenai fenomena-fenomena yang ada.[1] Dengan mengumpulkan beberapa data yang memiliki hubungan erat terhadap proses sejarah yang dimaksud, sejarawan bisa menemukan banyak fakta dari proses tersebut.

Demikian pula dengan sejarah yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an yang dikenal di dalamnya tidak hanya mengandung ajaran Islam saja, melainkan banyak aspek yang bisa diambil dari kekayaan isinya. Banyak kisah yang dimuat di dalam Al-Qur’an yang memberikan ibrah kepada umat nabi Muhammad sebagai pengikut setia. Dengan berbagai jenis penuturan yang tercantum dalam Al-Qur’an, kisah-kisah tersebut menjadi bervariasi dan menarik sebagai karya sastra yang memiliki nilai tinggi.

Tokoh Kafir yang Disebutkan Al-Quran


Ilaahi anta maqsuudi waridlooka mathluubi a’thini mahabbataka wama’rifataka

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang didalamnya terdapat macam-macam permasalahan serta pemecahannya. Bahkan Al-qur’an sebagai “petunjuk bagi umat manusia.. ”. Dari 6.236 ayat yang terdapat dalam Kalaamullah tersebut, sebagian berisi tentang studi tokoh. Baik itu tokoh-tokoh pembela Islam dan juga tokoh-tokoh yang terkenal sangat membenci agama Allah ini. Adapun, munculnya para tokoh tersebut menurut tafsiran para ulama, baik itu tokoh yang namanya tersurat ataupun yang tersirat.

Pada makalah ini saya akan menguraikan sedikit dari beberapa orang tokoh, yang namanya diabadikan dalam al-Qur’anul Kariim. Tokoh-tokoh yang saya tulis merupakan tokoh yang hidup pada zaman Rasulullah Saw. Semoga menjadi I’tibar bagi kita yang membacanya. Amiin.

Di antara tokoh-tokoh yang akan dibahas pada makalah ini ialah: Abdullah bin Ubay, Abu Lahab bin Abdul Muthalib, Abu Thalib bin Abdul Muthalib, Al-Hakam bin Hisyam alias Abu Jahal, ‘Amir Ibnuth-Thufail An-Nadhar ibnul-Harits, Ka’ab ibnul-Asyraf, Tsa’labah bin Hathib, Umayyah bin Khala, dan Uqbah bin Abi Mu’ith.

Kisah Nabi Yusuf as Dalam Al-Quran


Mukadimah
Nama surat ke 12 dalam susunan mushaf Al-Quran, disebut surat Yusuf as. Dinamakan demikian, karena di dalam surat ini diceritakan kisah tentang perjalanan hidup yang sekaligus menjadi tokoh utamanya, yaitu Nabi Yusuf as.[1] Tidak sama dengan umumnya nabi yang lain, kisah beliau hanya disebut dalam surat ini.

Selain pada ayat ini, nama beliau sempat disebut juga, yaitu pada surat alAn’am ayat 84dan surat al-Mu’min (Ghafir) ayat 34.[2] Surat ini terdiri atas 111 ayat dan digolongkan sebagai surat Makkiyyah[3] karena turun di Mekah sebelum Nabi Saw berhijrah ke Madinah. Surat ini turun setelah surat Hud pada saat yang tepat karena di satu sisi Nabi Muhammad Saw sedang dirundung duka atas kepergian dua orang yang sangat dicintai dan mencintainya[4]yaitu Abu Thalib dan ibunda Khadijah.

Sementara di saat yang sama orang di sekelilingnya banyak yang meragukan kebenaran peristiwa isra dan mi’raj, bahkan tidak sedikit yang lemah imannya kembali murtad meninggalkan dienul Islam. Di antara salah satu maksud utama turunnya surat ini nampaknya adalah untuk menguatkan hati Nabi Muhammad saw, terutama dalam menghadapi situasi sulit ini. 

Menurut riwayat Al-Baihaqi dalam kitab ad-Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf as ini, karena adanya kesesuaian dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Bagi Rasulullah Saw sendiri, kisah ini adalah perkara ghaib karena sebelum diturunkan, sama sekali beliau  belum mengetahui kisah ini.[5]

Ratu Balqis dalam Al-Quran: Saat Itu dan Masa Kini


Al-Quran telah menginformasikan kepada kita mengenai figur-figur perempuan yang disebutkan didalam Al-Quran. Baik itu secara jelas, artinya diterangkan berserta nama dan kisahnya namun adapula yang tidak disebutkan secara jelas mengenai namanya, artinya yang dikisahkan hanya untuk sebuah perumpamaan. Di antara figur-figur tersebut adalah Maryam, Asiyah, Balqis, Istri Nabi Luth dan lain-lain.

Sebagaimana diketahui secara seksama bahwa setiap figur didalam Al-Quran, maka ia mempunyai sejuta hikmah tak terhingga yang bisa dipelajari dan dijadikan suatu ibrah bagi kita dizaman sekarang.

Semua figur yang disebutkan diatas mempunyai kisah dan hikmah sejarah yang berbeda. Diantara mereka ada yang dijadikan contoh yang baik dan ada juga yang buruk. Namun diantara figur tersebut maka yang banyak mengundang tanya orang-orang, bahkan sampai sekarang, adalah Ratu Balqis (Shaba).

Di dalam Al-Quran itu sendiri Ratu Balqis digambarkan, secara historiografi tradisional, sebagai seorang pemimpin sebuah peradaban yang gemilang nan terang, ia benderang diantara yang paling cemerlang.